Lho? Padahal sekarang Rabu.
Sudah telat dua hari tapi ga apa, Senin kemarin sangat berarti. Semua orang membenci Senin, aku juga. Tapi Senin yang satu ini begitu ditunggu karena aku menebak akan mendapat kejutan.
Sudah telat dua hari tapi ga apa, Senin kemarin sangat berarti. Semua orang membenci Senin, aku juga. Tapi Senin yang satu ini begitu ditunggu karena aku menebak akan mendapat kejutan.
Ya, memang kejutan. Aku dikejutkan
oleh kehidupan. Hidup yang tidak pernah dialami sebelumnya, sebuah pelajaran
yang menampar dan membuka mata. Terasa benar aku menginjak tahap pendewasaan.
Semua yang dijalani akhir-akhir ini melibatkan keputusan yang terbilang cukup
sulit.
Menuju 21, aku dihadapkan ke dunia
yang lebih nyata. Bekerja di a real company, tinggal sendiri dengan
keterbatasan ekonomi. Meski hanya mahasiswa magang, aku merasa benar hidup
seperti pekerja. Bermacet-macetan di pagi dan malam, duduk kurang lebih enam
jam di depan layar komputer, panik di kejar deadline, lalu pulang ke kost tanpa mau lagi menyentuh kerjaan. Ini bagai mimpi, beberapa tahun lagi mungkin
aku akan terus hidup di agensi.
Dua bulan sejak Juli berada di
Jakarta, begitu melankolis, aku amat merasa sepi. Jarak selalu jadi pembatas, finansial selalu
jadi korban. Untung teknologi sudah canggih, jauh pun terasa dekat, bisa chat dan free call yang sedikit
mengobati. Terlalu sering merindu, kebersamaan jadi lebih dihargai. Berkumpul
itu seru, aku ga mengerti dengan orang-orang yang tidak senang berkumpul.
Lalu protes sana-sini terdengar.
“Pulang, dong!”
“Kok ga pulang?”
“Pulang kapan?”
“Pulang, dong!”
“Kok ga pulang?”
“Pulang kapan?”
Aku cuma bisa balas: ga tau.
Memang ga tau. Boleh saja kalau mau kasih uang jalan. Aku terima dengan senang
hati.
Pernah suatu hari aku lelah bekerja, pusing karena terus di revisi. Keluar kantor, menggerutu. Ingin berkeluh kesah tapi sama siapa, kadang virtual itu menyebalkan. Lalu tak sengaja menengadah ke atas langit, ada satu planet yang amat terang, Saturnus. Terdiam sejenak, aku terharu. Kemudian berjalan lagi menuju gerbang, di langit menggantung cantik bulat sabit seperti sedang melengkungkan senyum. Seketika pecah, aku balas senyum dan berkaca-kaca. Semesta tidak mengizinkan aku bersedih, mereka bagai memberi tau bahwa aku tidak boleh mengeluh dan semua pasti memiliki hikmah.
Begitu pula dengan Senin kemarin. Mengulang tahun yang sama, tapi dengan cerita yang berbeda. Kali ini paling sepi karena jauh dari yang terkasih, tapi senang masih banyak yang ikut selebrasi. Dan lagi-lagi semesta memberi hadiah, sebuah gerhana. Tuhan mengingatkan bahwa aku tidak benar-benar sendiri.
Sungguh ulang tahun kali ini sangat mendewasakan. Meski usia bukan jadi patokan, tapi aku sadar kini sudah bukan lagi remaja.
Terima kasih Tuhan, ibu dan ayah, teman-teman yang memberi selamat dan menghadiahkan aku sebuah foto aib yang di unggah ke media sosial, dan kamu yang setidaknya telah membuat hari Senin tidak begitu menyebalkan.
Terima kasih karena telah masuk ke dalam cerita dan membentuk aku jadi dewasa.
Have a blast year!
Pernah suatu hari aku lelah bekerja, pusing karena terus di revisi. Keluar kantor, menggerutu. Ingin berkeluh kesah tapi sama siapa, kadang virtual itu menyebalkan. Lalu tak sengaja menengadah ke atas langit, ada satu planet yang amat terang, Saturnus. Terdiam sejenak, aku terharu. Kemudian berjalan lagi menuju gerbang, di langit menggantung cantik bulat sabit seperti sedang melengkungkan senyum. Seketika pecah, aku balas senyum dan berkaca-kaca. Semesta tidak mengizinkan aku bersedih, mereka bagai memberi tau bahwa aku tidak boleh mengeluh dan semua pasti memiliki hikmah.
Begitu pula dengan Senin kemarin. Mengulang tahun yang sama, tapi dengan cerita yang berbeda. Kali ini paling sepi karena jauh dari yang terkasih, tapi senang masih banyak yang ikut selebrasi. Dan lagi-lagi semesta memberi hadiah, sebuah gerhana. Tuhan mengingatkan bahwa aku tidak benar-benar sendiri.
Sungguh ulang tahun kali ini sangat mendewasakan. Meski usia bukan jadi patokan, tapi aku sadar kini sudah bukan lagi remaja.
Terima kasih Tuhan, ibu dan ayah, teman-teman yang memberi selamat dan menghadiahkan aku sebuah foto aib yang di unggah ke media sosial, dan kamu yang setidaknya telah membuat hari Senin tidak begitu menyebalkan.
Terima kasih karena telah masuk ke dalam cerita dan membentuk aku jadi dewasa.
Have a blast year!
No comments:
Post a Comment