Wednesday, December 30, 2015

[in-se-kyur]

Insecure (source)
[in-si-kyoo r]



1. subject to fears, doubts, etc.; not self-confident or assured
2. not confident or certain; uneasy; anxious
3. not secure; exposed or liable to risk, loss, or danger
4. not firmly or reliably placed or fastened

[in-se-kyur]
tidak kokoh, gelisah. keadaan dimana terlalu banyak pikiran kotor dan dipenuhi aura negatif yang membuat timbulnya prasangka buruk lalu berakhir penasaran, menjadi penguntit,dan sakit hati berujung galau.

Satu sifat yang sulit dihilangkan apalagi ketika masih remaja yang memiliki tingkat kelabilan yang tinggi, entah mungkin sifat ini akan terbawa hingga dewasa nanti. Mengerikan sebenarnya, insekyur telah menjadi musuh terbesar hingga melawan hawa nafsu. Ketika insekyur datang, nafsu makan hilang, nafsu untuk melakukakan kegiatan diserap habis. Insekyur menjatuhkan, membunuh dan menyakiti secara perlahan. Hingga tumbuh menjadi penyakit hati yang mendarah daging, mengumpulkan emosi dan kekesalan yang dibuat oleh diri sendiri.
Insekyur membuat tidak percaya diri, kecemburuan, rasa iri dan makin bahaya jika ada dengki. Merasa diri sendiri sebagai pribadi yang lemah dan kurang daripada yang lainnya. Individu seperti ini perlu diberi dorongan, motivasi yang kuat dari dalam benak untuk tidak selalu murung dan bertekad untuk bangkit lagi.


Lalu di malam itu, belum terlalu larut. Berjalan diiringi angin dingin tipis yang berhembus, suara rintikan hujan yang menganggu dan pikiran yang ikut membeku dikarenakan basah mengenai ubun-ubun kepala. Memandang kosong diakibatkan terbayang sesuatu yang cukup membuat benak sedikit menyesal. Buang waktu jika terus diingat namun apa daya insecurity terlalu kuat dan mengalahkan segalanya. Semua itu akibat sebuah kisah yang entah benar adanya atau hanya belaka. Sebuah masa yang telah dikubur sangat dalam, sehingga tak satupun muncul ke permukaan. Tiba-tiba muncul kembali dengan masa yang baru, masa yang sama sekali berbeda dan tidak dapat dikenali. Ingin rasanya mencabut paksa akar dan menghancurkan tunas yang hendak tumbuh dan berkembang lalu dibuang kelautan, terombang-ambing oleh ombak, mati dan tidak pernah kembali. Tapi tindakan itu terlalu kejam untuk sebuah memori, mungkin memang tak seindah lainnya namun akan menjadi salah satu yang terbaik. Ketika sebuah insyekyur berhasil dihadang, hati dan pikiran menjadi tenang tanpa ada yang mengganjal. Tetapi jika sudah perang sengit dan dia tak lengah juga, pejamkan mata, berdoa, bermimpi, dan berharap esok hari akan kembali dengan lebih baik. Dan jika belum berhasil juga, hati-hati insecurity telah mengambil alih hidup.

Tuesday, December 29, 2015

Hampir Habis Tahun

Tak sempat melihat almanak yang tergantung di dinding, selalu lupa dengan hari, waktu pun dimakan dengan tak tersisa. Menyesal membuang waktu namun diulang kembali. Terkadang 24 jam dalam sehari tidaklah cukup, adakah time-booster seperti dalam games? Jikalau ada, dengan apa saya harus bayar?
Waktu adalah hal yang menyebalkan. Dia terus berjalan, tidak bisa ditambah dan dikurang, tidak juga dapat diulang. Seperti tahun ini yang berjalan sangat cepat, saking cepatnya, saya berkaca dan merasa sangat menyedihkan. Kantung mata yang nampak begitu jelas, pipi bertambah volume, dan badan yang (sedikit) membesar entah karena apa (a real big deal). Masa bodo dengan semua hal itu (tapi sebenarnya masalah badan adalah hal serius yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan).

Satu tahun terdengar lama namun sekejap ketika dijalani. Banyak hal yang ingin diulang, banyak pula hal yang disesali. Tapi sebagai manusia, saya tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa mengenang dan membuat pelajaran. Beberapa hal bodoh telah dilakukan, berujung penyesalan dan fatal jadinya. Syukur jika bisa tidak diperbaiki. Nah, gelas pecah mana mungkin bisa kembali.

Banyak yang harus dibenahi dalam diri, introspeksi penting adanya. Sulit memang memahami diri sendiri, namun hanya pribadilah yang mengetahui tabiat, sifat dan sikap yang dimiliki. Menulis dalam secarik kertas a good things and a bad things, membuang yang buruk dan mempertahankan yang baik. Mungkin bagi sebagian orang kegiatan tersebut tidaklah penting, tapi itu adalah hal termudah untuk melakukan introspeksi. Bertanya kepada orang-orang terdekat juga tidak menjadi masalah, terkadang apa yang tidak kita ketahui, mereka tahu.

Tentang resolusi. Hm.............. Harus mulai dari mana ya? Entah apa yang harus dibahas. Semenjak bertemu dengan jadwal kuliah yang terlalu padat dan saya merasa jadi orang sibuk (sebenarnya sibuk adalah bagi orang-orang yang tidak bisa membagi waktu), ada beberapa resolusi yang tercapai dan beberapa tidak. Resolusi yang belum diberi centang mungkin akan menjadi resolusi tahun depan, tahun depannya lagi, dan tahun depannya lagi, atau tahun depannya lagi, sampai meninggal. Dari tahun ke tahun, tidak pernah membuat resolusi yang aneh-aneh, tidak terlalu tinggi, tidak muluk-muluk, target yang sederhana, atau mungkin cita-citanya pendek? Hahaha, Membuat target yang mungkin dapat tercapai (padahal tidak), seperti mengendarai motor misalnya. Terdengar lucu tapi serius, ingin bisa tapi ya............sudah bertekad bulat untuk tidak mengendarai motor dan tetap menjadi penumpang cantik yang selalu meminta jatah untuk tebengan.

Pergantian tahun tinggal tiga hari lagi. Habiskan akhir tahun dengan bahagia, tutup akhir tahun dengan amal. Apapun tidak perlu disesali, cari cara untuk mensyukuri.

Selamat pagi dan selamat tidur!

Saturday, December 12, 2015

Dua Bulan Yang Lalu

Teruntukmu, sahabatku........

Kita pernah tertawa bersama
Menjalani kisah bahagia
Hidupku diukir bersamamu

Kau yang selalu melempar canda
Tak pernah tampak berduka

Namun kini aku yang berduka
Tuhan lebih mencintaimu
Memanggilmu lebih dulu

Tempatmu lebih indah
Kau berada di pangkuan-Nya
Tersenyum melihatku
Selalu menjagaku
Aku yang merindukanmu