Sunday, October 31, 2010

WNAUW = BADBOY! PART 2

Hey, it's me again! Lanjut deh ya ceritain si wnauw.
Oke, gue jadian sama wnauw pada tanggal 20-10-2010. Tanggal bagus kan? Tapi hubungan kita ga sebagus tanggal jadian. Emang bener kata temen gue, Pohan. "Jangan liat dari tanggalnya, Al. Kamu suka ga sama dia?" Dan jelas jawaban gue 'engga'. Gue ga ada perasaan sama sekali sama dia. Jelaslah, orang gue temenan ama wnauw, gue sukanya sama mdpauw, dan.........wnauw juga sukanya sama anak kelas 8 itu.
Besoknya gue cerita sama sahabat cowok gue, Dean dan Bebe (namanya sih Iqbal). Pertamanya gue cerita ke Bebe dan dia ngasih respon yang rada gak setuju gitu gue jadian sama wnauw. Dia takut gue dimanfaatin sama cowok baru gue itu, soalnya wnauw nembak gue beberapa hari sebelum ke Jogja. Bebe bilang "Awas ah, jangan terlalu serius sama wnauw. Takutnya kamu cuma jadi cewek dia buat di Jogja doang". Oke, gue turutin kata-katanya. Gue jadi ga serius dan berpikir kalo wnauw emang manfaatin gue, ya tinggal gue manfaatin balik aja. Ye gak? Terus, gue ditagih Dean buat cerita, ceritalah gue sama Dean itu. Dia kaya yang seneeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng gitu gue jadian, ga tau kenapa dah tapi dia ga ada pikiran buruk gitu ke si wnauw. Setelah gue jadian itu, banyak banget temen-temen gue yang ga setuju kalo gue jadian sama wnauw. Sampai temen SD nya aja ga setuju deh. Ya nasib, emang gue tidak dilahirkan untuk menjadi pacar si wnauw kali ya?
Semenjak jadian itu, setiap gue ketemu sama wnauw, kita berdua kaya orang yang baru kenal satu hari! Gue ga kenal wnauw yang dulu, berubah jadi canggung. Ga asik banget kan ya? Karena ke-canggung-an yang sangat maha dahsyat itu, pada tanggal 22 Oktober 2010, gue resmi putus. Wkwkwkw keren banget ya, 2 hari?? Untung pas hari itu gue putusin si wnauw. Siangnya, pas solat Jum'at di sekolah. Andhica, temen sekelas gue, ngeliat wnauw lagi nembak cewek. What the..........................fuck! Itu orang mau nya apa sih? pikir gue. Untung temen gue liat! Hahahaha gak nyesel gue putusinnya!!
Tapi..............................pas di Jogja kemaren. Gue ketemu mulu sama wnauw, dan gue ngerasa diperhatiin mulu sama dia. Andhica, Chacha, sama Icha juga ngeliat kalo wnauw merhatiin gue terus. Maunye apa sih? Kalo masih suka bilang aja kali ya, ga usah gini caranya. Tapi meskipun  caranya lain, ya gue bakalan tetep bersikap kaya gini.
WNAUW, YOU'RE A BADBOY!

Saturday, October 30, 2010

WNAUW = BADBOY! PART 1

Hello, guys. Udah lama ye gue ga posting, kemaren gue ke Yogyakarta. Biasalah study tour, nanti deh ya gue masukin fotonya.
Sekarang gue mau cerita. Gue terjebak ke dua hati. Ciye banget ya bahasanya? tapi serius loh, fakta, dan benar-benar terjadi. Galau deh gue ah.
Kalian mungkin udah tau kali ya siapa mdpauw, karena gue sering cerita tentang dia di posting sebelumnya (kalau ga salah). Nah, di tittle postingan gue kali ini, ada yang namanya 'wnauw' (seperti biasa, gue kasih julukan pake inisial nama sama kata 'auw' di belakangnya). Siapa sih wnauw? Oke, wnauw adalah mantan gue, pacar dua hari. Gue ceritain deh.

WNAUW
Gue kenal dia di OSIS/MPK jaman kelas 7. Emang sih ya orangnya baik, ramah, lucu, enak diajak ngobrol. Semenjak itu gue temenan ama dia. Tapi pas naik kelas 8, dia berubah gitu (kata temen gue sih). Gue sih ga merhatiin perubahannya ya.
2 minggu yang lalu, gue ketemu terus ngobrol sama dia. Asalnya sih gue curhatan sama Lala, pacarnya temen SD gue. Dia cerita tentang pacarnya, sedangkan gue.............pastilah cerita tentang mdpauw. Gaka lama si wnauw tuh dateng dan diem di samping gue. Jadilah gue curhatan ama dua orang itu. Untung aja Lala ama wnauw sekelas. Terus, Lala pergi pacaran dan..................gue ditinggal berdua ama si wnauw. Gue cerita panjang lebar tentang mdpauw dan wnauw cerita tentang gebetannya, anak kelas 8. Jarak gue sama wnauw dekeeeeeeeeeeeet banget, ya gue sih ngerasa biasa aja ya. Karena, yang gue rasa ke dia hanya teman.
2 hari kemudian, gue ketemu lagi ama dia di kantin depan. Dia minta nomor handphone dan minta alamat facebook. Woo ada apa nih? Okelah gue kasih, mungkin mau cerita-cerita lagi tentang gebetannya. Tapi yang ada bukan gue yang ngasih nomor handphone, malah dia yang nulis kontak di handphone gue. Ya sudahlah ga apa. Sorenya, dia nge sms gue. Nah loh? Dapet darimana tuh anak? Gue ladenin deh. Ga lama sms-an, dia nembak gue!! what the suck moment!! Gue bingung setengah mampus deh. Gue langsung nyebarin sms ke temen-temen sekelas gue, minta masukan, minta jawaban. Terima atau tolak? Banyak yang bilang tolak, tapi gue pengen status gue bukan single lagi. Kenapa temen gue banyak yang bilang tolak? Karena...................karena apa ya? Kayanya gue ga punya jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini. Pokoknya temen gue banyak yang ga setuju deh sama wnauw. Tapi.................karena gue ingin merubah status gue dari lajang menjadi berhubungan, ya gue terima si wnauw.

bersambung yee~

Wednesday, October 6, 2010

KAMI SAYANG IBU ETI

ngakak!!! ini cerpen buatan temen gue, namanya Chacha.
cekidottt



            2 jam telah mereka lalui ,dan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan namun anehnya tempat itu bukan sebuah rumah namun sebuah lapangan yang besar dengan sebuah pesawat jet pribadi di tengahnya yang sepertinya sedang menunggu seseorang.

            “ndah ga salah tempat nih”
            Tanya Alya
            “enggak kita bakal ngelanjutin perjalanan pake pesawat jet pribadi aku”
            Kata Endah
            “ooooooowwww eksklusif “
Kata semua anak anak kecuali andicha yang kupingnya elektronik hanya terkaget ketika melihat kami berteriak.
            “eh pada kenapa teriak teriak”
            Kata Andicha yang baru menyadari teman temannya tadi berteriak
            “tau ah LOLA”
            Kata semua anak serempak berteriak menyoraki andihca
            “udah deh jangan kaya orang susah ayo semuanya naik”   
kata Endah pada semua temannya dengan nada bercanda

            Akhirnya mereka pun menaiki pesawat jet pribadi endah itu, dalamnya yang sangat mewah membuat semuanya betah dan tidak bosan mereka malah saling bercanda ria. Tapi ditengah keceriaan itu tiba tiba pilot pesawat berbicara melalui speaker pesawat

“darurat semua pesawat mengalami kerusakan, sekarang di mohon semuanya untuk menggunakan pelampung yang telah disediakan dan duduk dikursi masing masing dengan menggunakan sabuk pengaman”
Mendengar itu mereka semua langsung menuruti perintah kapten dengan panik.
            “aaaa gimana nih aku lupa cara masang sabuk pengaman”
            Kata Icha
“haaa mana pelampung aku pelampung aku ga ada kapten pelambung aku gada gimana nih kapten aku bakal mati ya kapten aku gamau mati kapten aku belom nikah sama ipit kapten”
            Kata Pohan dengan rebut
            “heeeelllllloooow di bawah kaki lo apatuh”
            Kata ikhsan menjawab dengan sinis, karena dia tadi dilupakan di angkot

            Setelah pohan menemukan pelampungannya semua hanya bisa duduk dan berdoa pada tuhan agar mereka semua bisa selamat dari bencana ini ,tapi tuhan tidak mengabulkan permohonanan mereka pesawat mereka jatuh dan hancur berkeping keeping yang selamat hanyalah anak anak sedangkan kapten dan co pilot meninggal. Lalu mereka pergi keluar untuk menyelamatkan diri namun mereka kaget dengan oemandangan yang mereka lihat sebuah padang pasir yang sangat luas sehingga ujungnya pun tidak terlihat.

            “gilaa dimana nih kita”
            Kata abdul
            ”ga liat ?? ini di gurun “
            Jawab alya dengan wajah polos
            “aku tau ,kamu ini gimana sih jadi bikin gemeeees”
            Kata abdul pada alya dengan cubitan mesra dihidung alya
            “ih apaan sih sebel”
            Balas alya malu malu
            “woooi udah dulu dong pacarannye, buat alya inget piiip wooy”
            Kata chacha yang kesal melihat kelakuan mereka berdua
            “iyaaa lagian juga cuman bercanda kali”
            Jawab alya
“udah gausah berantem mendingan sekrang kita jalan aja dulu siapa tau nemuin air “
Kata Endah

Semua pun menuruti apa kata Endah mereka berjalan lurus untuk mencari air ataupun bantuan. Namun setelah mereka berjalan berjalan berjalan dan berjalan merekapun kelelahan dan juga dehidrasi karena kekurangan air salah satu dari mereka pun sudah mengalami hal itu.

“aaah Ipit kamu datang jemput aku ya ipit owh so sweet “
Tiba tiba pohan berbicara sendiri
“ poh kamu ngomong sama siapa?”
Kata Ajeng
“hooh kamu ko ngomong sendiri ?”
Filia melanjutkan
“ngomong sendiri aku kan lagi ngomong sama ipit ku iya ga ipit ?”
Jawab Pohan,semua hanya bisa melongo melihatnya.
“eh ikhsan mana ?”
Kata Rudy
“oh iya ya mana dia”
Kata sevira
“tuh dibelakang pingsan ayo tolongin”
Perintah endah, icha dan pohan pun yang satu geng dengan ikhsan geng teh gelas tidak bisa hanya bisa diam melihat teman satu gengnya yang kesusahan, pohan yang asalnya tidak sadarpun langsung sadar ketika melihat temannya kesusahan.

“ichuaaaaaaaaaan kamu kenapa ichuan bertahanlah”
Kata ichaa
“iyaa ichuan kamu harus kuat demi kita”
Kata pohan melanjutkan
“aku gapapa tinggalin aku aja disini aku gapapa kalian harus pergi tanpa aku”
Kata ikhsan dengan lemas
“ichuan pokonya kamu harus tahan kita kan teh gelas”
Kata pohan menyemangati
“iya ichuan kita ga boleh pisah “
Kata icha ikut menyemangati,ikshan pun hanya bisa tersenyum melihat teman temannya yang peduli padanya.
“ini gara gara kamu sih ndah sev kita semua jadi gini”
Kata andicha
“ko jadi salah kita sih”
Kata sevira
“hooh ko jadi salah kita sih?”
Bela endah
“iyalah salah kamu ndah kan kamu yang ngajak kita kesini”
Balas abdul yang ikut merasa kesal
“kalo gitu kalian gausah ikut aja dong kalo kaya gitu”
Jawab endah kesal
“iyaa kita juga kan ga maksa”
Lanjut sevira
“hei kalian udah jangan berantem, keadaan gini kalian masih sempet sempetnya berantem, liat tuh ikhsan dia yang paling menderita”
Kata ajeng berusaha melerai,Endah,sevira,abdul,dan andicha pun hanya bisa terdiam mendengarnya.
“sudah sudah mending sekarang kita shalawatan aja ya biar hati kita senang”
Rudi datang untuk menenangkan semua, dan semua pun mengikuti kata-kata Rudi dan memulai shalawat.
Bernyanyi:Muhammad nabiku (hadad alwi & vita)

            “heiii kalian semua ko bisa ada disini sih “
            Terdengar suara seseorang yang tak asing lagi bagi mereka
            “ ibu Ety!!!!”
            Jawab mereka serentak
            “ibu ko bisa ada disini sih kan ibu lagi sakit dirumah ibu?”
            Tanya filia heran
            “iyaa ko ibu bisa ada disini sih apa ini fatamorgana”
            Ikut andicha menanyakan
            “lah ini kan halaman rumah ibu, rumah ibu kan luasnya berhektar hektar”
            Jawab bu ety dengan santai
“jadi daritadi kita cuman keliling keliling di halaman rumah bu ety, ya ampyuuun HEEEELLLLLOOOOW “
Kata mereka seempak
“terus ibu gimana bisa nemuin kita”
Tanya chacha
“dari suara shalawatan kalian kenceng banget sampe sampe ibu bisa denger”
Jawab ibu Ety

            Sebenarya mereka sangat kesal karena mereka mebuang tenaga mereka sia sia hanya untuk berkeliling keliling di halaman rumah ibu Ety tapi mereka mengambil hikmahnya karena shalawat merekalah yang menyelamatkan mereka.
Itulah cerita yang disampaikan chacha dan teman temannya ketika mereka sudah sampai didepan pintu rumah ibu ety. Ternyata dengan rasa saling percaya mereka semua bisa sampai di depan pintu rumah ibu ety dengan selamat.

Perjalanan Super Ekstrim (versi kedua)

KRING..KRING..KRING. GEDEBUK!!
            Terjatuh dari tempat tidur di pagi hari saat bangun tidur itu sangat menyakitkan. Tapi, lebih menyakitkan lagi apabila melihat ke arah jam weker berwarna merah yang berdiri tegak di meja kecil samping tempat tidur. Jam berapa sekarang? Mataku masih setengah terbuka, masih agak ngantuk. Kuraih jam weker itu dan melihat jarumnya yang sudah menunjukan jam enam lebih lima belas menit. Oh, tidak. Aku telat! Otakku serasa akan pecah apabila bangun telat. Tapi, tiba-tiba aku teringat ketika aku jatuh terpeleset ke sebuah jebakan pada saat sedang pergi berlibur bersama keluarga besar Bilingual Dua dalam mimpi ku semalam.  
            “Aduh. Gila ya. Jalan hancur banget deh, becek, pada bolong-bolong! Kita sebenernya mau kemana sih, Rud?” Tanya Chacha pada Rudi.
            “Iya banget! Jauh banget. Mana dari tadi enggak sampai-sampai. Kakiku sudah enggak kuat tahu!” Aku mengeluh sambil mengusap keringat.
            “Sabar ya, teman-teman semua. Aku akan membawa kalian ke tempat yang sangat indah. Bak surga. Sebentar lagi juga sampai.” Jawab Rudi dengan santai juga gayanya yang tengil sok lebay. Rasanya ingin aku tampar mukanya dengan sepatu hak tinggi dengan kekuatan super babonku sehingga dia mental seperti boomerang sampai Honolulu dan kembali lagi ke Indonesia dengan kulit yang lebih mengkilat dan menggoda karena terpanggang oleh hangatnya mentari. Grr. Betapa kesalnya aku kepadanya.
Aku lemah tak berdaya. Bagaikan seekor ikan paus yang terdampar di tengah-tengah padang pasir yang menyengat. Aku sekarat. Jalan sempoyongan, sudah enggak bersemangat. Enggak seperti teman-teman yang lain. Mereka tampak berenergi meskipun terkadang mengeluh juga. Tawa dan canda masih bisa mereka lakukan, tapi aku tidak. Kalau begini ceritanya, dari awal mungkin aku enggak akan ikut bertamasya berkeliling-liling kota tanpa tahu tujuan. Lebih baik aku tidur di kamar dengan bantal-guling yang empuk. Di sepanjang jalan aku terus mengeluh, itu saja yang bisa aku lakukan. Aku meleguk botol minumku dan sepintas aku melihat sesuatu yang menarik. Bunga berwarna oranye yang sangat besar. Mataku terbelalak melihatnya. Waw. Aku pun menghampiri bunga itu, siapa tahu baunya harum. Aku mendekatinya dan menarik tangan Chacha agar dia mengikutiku, tapi dia melepaskan genggamanku. Dan aku pun mencium baunya. Hm, baunya seperti es krim rasa choco mint. Membuatku terus ingin untuk mendekat, lebih dekat, dan lebih dekat lagi. Tapi tiba-tiba aku terpeleset ke dalam suatu lubang yang cukup besar. Dengan gerakan refleks, aku langsung menggenggam erat tangan Chacha.
            “AAAAAAAAAAARGH.” Teriakku dengan lantang.
            “Alya! Lihat-lihat kalau jalan, jadi kepeleset kan. Woy, tolong bantu aku angkat Alya dong!” Chacha meminta pertolongan.
“Tidak! Enggak usah di bantu, kayanya aku bisa sendiri kok.” Aku berusaha sekuat tenaga untuk naik lagi ke atas sana, aku menarik dan terus menraik badanku tapi ternyata susah sekali. Chacha memeluk tangan dan terus memandangiku dengan muka sinis.
“Cha, bantu bisa?”
“Katanya enggak mau dibantu?” sindirnya, aku hanya tertawa kecil. Dia kesulitan memegangku erat, pegangannya sangat kuat, namun perlahan pegangannya melemah dan terus melemah.
Sepertinya dia sudah mulai mencium aroma choco mint yang begitu lezat itu dan dia pun ikut terjatuh. Kami berdua pun berteriak dengan suara yang sangat kencang, aku memegangi kaki Chacha dengan pegangan yang kuat karena sekarang kedua tangannya sedang memegang pinggir lubang dengan erat. Karena teriakkan kami yang sangat kencang, semua teman-teman terkejut dan langsung berlari mendekati bunga oranye yang beraroma es krim choco mint itu.
            “Hey, kalian jangan cuma lihat aja. Bantu bisa kali?” Bentak Chacha yang sudah tidak kuat memegangi pinggir lubang.
            “Cepetlah tolong kita! Aku takut jatuh nih. Lubang ini cukup dalam tahu. Terus tutup hidung kalian! Lubang ini menjebak kita, jangan sampai kalian terpengaruh oleh bau aroma es krim itu!!!” Aku menambahkan dengan kesal.
            “Ya ampun. Bau apa ini? Wangi banget, aku jadi lapar.” Gustiani tergoda. Oh tidak. Sepertinya mereka sudah terpengaruh oleh aroma itu. Pikirku buruk. Benar saja, mereka makin mendekat dengan lubang. Dekat, dekat, mendekat, lebih dekat, lebih dekat lagi, lebih dekat lagi dan......................................”AAAAAAAAAAAAAAARGGGGHH!!” Kami semua terjatuh pada lubang yang cukup dalam itu. Kira-kira dalamnya 10 meter. Bayangkan, betapa dalamnya bukan?
BRUUUUUGGGG. KRAAKS. BUUMMM. BLAAR. TOOOOOOOG. BLAAG. DUAAR. AW!
Kami semua mendarat dengan posisi yang begitu sangat ‘sempurna’ sakitnya. Ada yang tertindih, tertendang, terpukul. Bahkan salah satu temanku ada yang terbanting oleh badan Agfar yang fenomenal itu! Dia adalah Juli. Mimpi apa dia semalam sehingga hari ini dia mendapatkan durian ‘montok’ yang sangat nikmat itu. Kasihan dia, malang sekali nasibnya. Kepalaku pening, kakiku keseleo, sakit sekali. Mantap! Aku menggaruk kepala yang sebenernya enggak gatal yang mengartikan bahwa aku sedang bingung. Aku kini berada di tempat yang asing. Tempatnya teduh, asri, penuh dengan pepohonan. Aku bertanya pada diriku sendiri. Dimana ini? Apakah ini tempat yang ingin di tunjukan Rudi?
            “Rudi, ini tempat yang kamu bilang itu?” Tanya Endah.
            “Hampir!” Jawabnya dengan muka berbinar. Sepertinya aku ingin menampar wajahnya lagi.
            “Maksud kamu, kita hampir mendekati tujuan?” Sevira ikut bertanya.
            “Gitu ya? Jadi kita sudah mau sampai, nih? Baguslah kalau gitu! Aku ingin cepet rebahan!!! Capek, pegel, lemes, haus, lapar, ngantuk. Hoaaam.” Kataku dengan senang.
            “Benar banget!” Lela, Ajeng, Dea, dan Filia setuju dengan pendapatku.
Kami beristirahat sejenak, menikmati pemandangan yang ada. Melemaskan otot-otot kaki yang sudah dipakai berjalan jauh. Aku mulai berpikir lagi. Yaitu, seberapa jauh jarak yang akan kita tempuh dan bagaimana cara kita keluar dari tempat ini? Tempat ini memang nyaman tapi membosankan. Lagipula tidak ada tukang jajanan, perutku sudah demo minta dikasih makan. Dan lagi-lagi aku mengeluh dang mengeluh. Bagaimana tidak mengeluh, aku berajalan jauh tanpa tahu arah. Aku bagaikan secarik kertas yang terbawa angin kesana-kemari tanpa tahu mau kemana. Tak beberapa lama, terdengar suara teriakan Genk Teh Gelas dari kejauhan.
“Teman-teman!!!!!!!”
“Apaan?” Jawab kami serentak.
“Eh, eh, eh, eh tahu enggak sih lo lo lo? Rudi, Andhica, sama Abdul nemuin gerbang lho!! Kayanya itu jalan keluar kita deh!!” Kata Ikhsan dengan heboh dan mengangkat kedua tangannya keatas sambil dikibas-kibaskan.
Kami semua berjingkrak senang dan segera berlari menuju gerbang yang ditemukan Rudi. Dengan tidak sabar, kami ingin segera masuk ke gerbang itu dan keluar dari tempat ini. Ternyata yang menemukan gerbang itu adalah Andhica dan dia bilang gerbang itu cuma bisa terbuka dengan rayuan gombal. Yang jago menggombal-ria di kelas itu Abdul! Saatnya Abdul beraksi. Haha!!
“Sepatu terbang, gambar kedondong. Pintu gerbang, dibuka dong” Abdul mulai berpantun tapi untuk yang pertama kali dia enggak berhasil. Dia berpantun dan berpantun lagi, tapi pintu gerbang enggak kunjung terbuka. Abdul menyerah di pantunnya yang ke-97. Mungkin pantun dan rayuan Abdul kurang manis, kurang gombal dan kurang gereget. Dia pun mencoba membuat satu pantun lagi.
“Digoyang asik, sambil makan gulali. Gerbang cantik, kaya Angelina Jolie!!!” Abdul berpantun sambil berteriak karena lelah tapi gerbang enggak juga terbuka. Irvan pun ikut kesal karena 98 pantun rayuan gombal Abdul enggak mempan juga. Enggak lama Irvan berteriak “Hati terluka, melihat dia dibonceng. Gerbang kebuka, gua bayar goceng!!” Tanpa menunggu lama, pintu gerbang langsung terbuka lebar setelas Irvan meneriaki pantun asalnya itu. Ternyata pintu gerbang itu matre!! Masa cuma bisa terbuka karena uang goceng alias lima ribu rupiah? Dunia ini memang sudah gila. Meskipun terbuka dengan cara yang unik, kami senang karena gerbang terbuka dan kami pun bisa keluar.
Kami keluar dengan senyum sumringah tapi senyum itu langsung tergantikan dengan kerutan kening. Ternyata, setelah keluar dari pintu gerbang. Kami semua memasuki tempat yang lebih indah dari sebelumnya dan kami pun disambut dengan meriah. Ada penampilan khusus dari Pitbull, penyanyi solo beraliran diskotik asal Spanyol. Tempat itu penuh dengan makanan dan minuman. Lalu, adapula pelayan pribadi yang khusus melayani kami. Kami dibawa oleh para pelayan itu ke tempat favorit masing-masing. Dan mereka berpesan bahwa, kami semua disini enggak bisa terlalu lama, hanya bisa satu jam saja. Kalau lebih dari satu jam, nanti kami semua akan berubah menjadi gembel pengkolan. Sedikit menyeramkan. Tapi lumayanlah.
Genk Dago dibawa ke tempat yang banyak sekali jajanan, Iqbal and The Gank dibawa ke warnet, biasalah mereka main game online, Endah diajak bertemu dengan para pemain sinetron Cinta Fitri, Ajeng diajak bertemu dengan Derby Romero, Filia dengan Robert Pattinson, Dea dengan David, Ikhsan dipertemukan dengan semua bintang Bollywood kesukaannya, pecinta musik dibawa ke studio musik dan bermain puas disana, para pecinta komik diajak ke tempat yang dimana rak buku tinggi menjulang sampai ke langit-langit gedung, Chacha dibawa ke taman yang penuh dengan kucing anggora juga persia. Aku dan Lela diajak bertemu dengan Jonas Brothers, idola kami berdua. Jonas Brothers itu adalah tiga bersaudara yang merupakan band dunia, yang tentunya disukai para remaja dunia juga. Dan apa yang terjadi dengan Rudi? Dia disukai dan dikerubuni oleh para pelayan lelaki! Aneh memang. Kami semua bersenang-senang, berpesta-ria di tempat surga dunia. Begitu cepat datang, begitu indah, dan begitu cepat selesai. Tak terasa satu jam sudah kami lewati bersama hobi dan favorit kami. Inginnya menambah waktu tapi kalau nambah, nanti jadi gembel. Jadi apa daya, kami pulang. Tapi bagaimana cara pulang? Kami semua memutar otak lagi. Tak lama, datang pelayan dan berkata.
 “Dek, pulangnya diantar Mas Flying Dutchman ya” kami semua saling memandang dan mengiyakan saja apa yang diakatakan oleh si pelayan. “Bukannya Flying Dutchman itu hantu bajak laut yang ada di kartun Spongebob ya?” Aku berpikir. Masa bodolah, yang penting sekarang aku sudah puas bermain disini, kurang puas si sebenarnya. Ini baru namanya bertamasnya! Kami diantar ke pelabuhan dengan rasa sedih karena akan meninggalkan surga dunia. Tak lama Mas Flying Dutchman dengan kapal layar super miliknya yang sedikit agak berbeda. Kalau yang di kartun Spongebob, kapal layar berwarna hijau penuh dengan lumut dan terbang. Tapi yang ini, kapal layar berwarna serba merah muda dan tidak terbang. Jijik. Pikirku.
“Mas, Mas. Mau nanya boleh?” Aku menarik lengan Mas Dutchman.
“Iya, Dek. Tentu saja boleh!” Suaranya gagah dan mantap.
“KENAPA KAPALNYA BERWARNA MERAH MUDA DAN ENGGAK TERBANG?” Tanya kesal karena jijik melihat kapalnya.
“Ih, warnanya cucok bok! Akikah suka layau. Akikah enggak suka terbang ih. Suka mabok hihihihi.” Tiba-tiba suaranya berubah menjadi seperti banci kampret pinggir jalan. Ya ampun ada apa ini. Dunia memang sudah gila! Aku menggeream.
Di dalam dek kapal, aku rebahan, beristirahat. Aku pun sempat tidur beberapa menit. Mungkin kelelahan, semua temanku pun tidur dengan muka yang cerah. Sungguh hari yang bahagia. Hahahahahaha. Aku tertawa lepas saat itu juga. BRUGGGG! Kapal Flying Dutchman membentur sesuatu, kepalaku pun membentur tembok. Ada apa ini? Semua temanku terbangun karena benturan itu. Lalu, aku segera keluar dari dek kapal. Dan dahiku pun mengerut, kapal laya ini menabrak rumah warga! Ya ampun, bagaimana bisa? Ternyata Mas Flying Dutchman versi banci kampret ini tidak ahli menahkodai kapal. Mas Dutchman kebingungan, takut pemilik rumah itu mengomel dan memarahinya. Benar saja, langsung terdengar teriakan dari dalam rumah.
“Astagfiruloh’aladziiiiiiim! Perbuatan siapa ini, huh? Ganti rugi! Pokoknya saya enggak mau tahu!” Terlihat ibu-ibu paruh baya memakai setelan daster berwarna ungu sambil mengacung-acungkan sapu ijuk. Sepertinya aku kenal suara dan gerak-geriknya. Begitu pula dengan teman-teman, pikiran mereka sama seperti pikiranku.
“BU ETI?????!!!”
Kapal Mas Dutchman membentur rumah Bu Eti, guru Bahasa Indonesia kami yang sangat dicintai. Mimik wajah Bu Eti yang asalnya merah padam berudah menjadi sumringah setelah melihat kami, murid Bilingual Dua yang sangat dicintanya. Kami langsung berlari memeluk guru kami itu dan menceritakan semuanya. Sedangkan Mas Dutchman sedang memutar otak bagaimana harus mengganti kerusakan yang dilakukannya.
Mengingat semuanya, aku ingin tertawa tanpa henti. Itu adalah mimpi yang aneh, tidak lucu, dana sangat tidak masuk akal. Tanpa sadar, sudah banyak waktu yang termakan oleh lamunanku. Aku bergegas mengambil handuk dan bersiap pergi ke sekolah.