Wednesday, March 3, 2010

Kenangan Semasa SD

SD pertamaku yaitu, SDN 17 Pontianak. Disana, seinget aku sih, aku ga ditemenin sama anak perempuan (Sedih, hiks.). Bukan ga ditemenin, tapi lebih banyak temenan sama laki-laki ketimbang perempuan. Makanya, kelakuan aku rada cowok. Ckckck.
Ga lama aku keluar dari sekolah itu. Dengan alasan, ga betah, ga ditemenin sama anak perempuan! Eheheh. Bukan ding, tapi pekerjaan ayahku dipindahkan ke pulau Jawa, tepatnya di kota Sukabumi, Jawa Barat (Ahirnya kembali ke tempat asal.). Di Sukabumi, ibuku menemukan sekolah yang cocok . Sekolah itu bernama SDN GUNUNG PUYUH CIPTA BINA MANDIRI atau lebih singkatnya SDN Gunung Puyuh CBM. Di Sukabumi, nama SD yang ada CBM-nya, pasti sekolahnya bagus luar-dalem. Memang sekolah yang bagus (Apalagi sekarang mah lebih bagus, udah RSBI.).
Hari pertama aku menuntut ilmu. Aku masuk ke ruangan kelas 1A, aku duduk dengan perempuan yang bernama Riza Seprilian (Riza.). Dan guru yang akan mengajarku, bernama Bu Suneti (Almarhum.). Mulai dari itu, teman perempuanku bertambah.
Ada kejadian gokil saat jam istirahat, ada seorang laki-laki yang ngintilin aku terus. Aku dan kedua temanku cuek saja, seakan tidak ada yang mengikuti dari belakang, eh tiba-tiba dia dan seorang temannya mencegat. Kami pun hanya saling memandang, tak lama aku dan temanku putar balik arah menuju ke kelas. Ehh si cowok itu ngintilin lagi. Aku pun bertanya kepada salah satu temanku, siapa sih orang yang ngikutin aku terus? Dan katanya dia adalah Sidi Ananta Nugraha (Sidi/Bayu.), Ketua Kelas 1A. Dan yang satunya lagi bernama Dian Hardiansyah (Dian.), teman sebangku Sidi.
Keesokan harinya. Pada jam istirahat juga, kedua anak itu mengikutiku lagi. Dan ternyata si Sidi tuh suka sama sayah. Ckckck. Dia ngasih bunga dan pensil, pensilnya aku pakai, tapi tak lama langsung aku buang, bunganya pun aku buang ke tong sampah.
Tiba - tiba dia menghampiri dan berkata “Alya, mau ga jadi pacar aku?.” Gubrakkkk!!!!!. Ya ampun masih bocah, gila aja! Gebleg tu anak. Tawaran dia aku tolak mentah-mentah, ya iyalah, orang sayah waktu itu masih bocah (Kalau misalnya sekarang nembak lagi juga pasti mikir dua kali.). Ckckck, ada ada aja !.
Naik ke kelas dua. Hmm, nothing special. Biasa aja sih. Eh, ada ding. Ada pemilihan organisasi kelas, nah aku disuruh mencalonkan diri. Pemilihan itu dipilih secara di polling (Pocong keliling, hihiihi.), jadi yang paling banyak dipilih, dialah yang jadi ketua kelas. Pemilihan di mulai oleh Pak Guntur, wali kelas 2A. Jeng jeng jeng jeeeeeng. Siapa polling tertinggi? It’s me ! Itu aku! Aku dipercaya untuk menjadi ketua kelas. Huhuhu, makasih, makasih. Dan aku pun terus dipercaya menjadi ketua kelas hingga kelas enam (kelas limanya engga.), emprak barudak!.
Kelas tiga. Udah mulai gede nih, akunya juga gendut waktu itu. Hihihi. Waktu itu aku mulai best friend-nan ama Ajeng Dinar Yumita (Ajeng (Sampai sekarang masih sekelas dan masih sama gilanya.) dan Bunga Dayanti Kurnia (Bunga (Sekarang satu sekolah lagi.). Sampai kita membentuk AALBUM, Ajeng Alya Bunga Manis, dengan motto ‘Satu Nasib Satu Batin’. Wkwkwkwkwkwk. Habisnya, nasib kita bertiga tuh sama mulu. Kalau uang si Bunga tinggal 3000, uang aku sama Ajeng juga segitu. Kemarennya si Ajeng kesandung, besoknya aku ama si Bunga juga kesandung. Satu nasib satu batin, kan? Hehehe. Kemana–mana, bertigaa terus. Dari jajan, shalat, ke wc, pulangnya juga. Ckckck.
Aku punya teman, namanya Jaka Sena Setiasa (Jaka.), dia tuh wakil ketua kelas 3A. Dia rada autis. Hehehe, bukan autis sih, tapi rada – rada otaknya. Suka pura – pura kesurupan jadi banci, mukena dibuntelin terus dimasukin kedalam baju (jadi ibu hamil ceritanya.), terus ngejar – ngejar anak cowok. Katanya, kalau yang kena colek bakal jadi banci (Kalau ga salah mah, gitu ceritanya.). Dasar tu anak, Jawa tulen. Terus ada yang lebih parah lagi, Fikri Kulit (Fikri.) namanya. Dia sodaranya Bunga. Kalau pagi – pagi, tu anak suka tiduran di lantai. Ckckck. Terus suka ngomong sendiri ama pensil. Gini nih ceritanya..
Fikri lagi mencatat pelajaran, tiba-tiba pensilnya potong. Dia menyerut pensilnya. Beberapa menit kemudian pensilnya potong lagi. Dan dia pun menyerutnya lagi sambil berkata pada pensil kesayangannya. “Heh, pensil! Sekali lagi kamu potong. Aku bakal bener-bener motongin kamu!.” Tak lama, pensil itu potong lagi. Bener aja, nasib pensil itu sangatlah malang. Fikri membelah dua pensil yang telah membuat dia kesal. Ckckck. Aneh–aneh aja tu anak, bikin anak sekelas ilfil aja. Tapi, si Fikri tu pinter, turunan dari abangnya katanya. Weleeh.
Terus, aku pernah dicium pipi ama si Sidi. Makin gebleg aja tu anak. Kalau sekarang mah udah aku tabok kali. Nah, ini aku yang paling oon. Jadi gini, aku ditembak ama kakak kelas, namanya Nicko T. (Kepanjangan disensor.), dia itu bule berambut hitam pekat. Weleehh, emang cakep tu anak. Tapi aku tolak. Ekekekekek. Biasalah masih bocah belum ngerti apa-apa tentang lope (baca: love). Padahal si Nicko tu suka banget (katanya..), trus nembaknya diarak segala ama temen-temen perempuannya pas isitirahat. Haduu, kenapa dia bisa suka sama sayah? Kan waktu aku gendut kaya bapau. Wkwkwkwk.
Naik kelas empat. Aku di operasi amandel. Terus aku masuk anggota PASUS alias Pasukan Khusus. Yaa, semacam paskibra gitu. Bangganya aku waktu itu, dipanggil ke atas podium dan dipilih menjadi salah satu anggota pasus. Pasus dibina oleh Bapak Ujang Suparman, wali kelas 4A juga lhoo. Kegiatan di pasus bermacam-macam, dari latihan baris-berbaris, kemping, hiking, dan lain-lain. Sebenernya lebih mirip sama pramuka gitu. Tapi, ini anggota khususnya. Terus pas kelas ini 4A kehilangan satu murid yaitu, Jaka. Hiks hiks. Sedih, semua pada nangis, termasuk aku. Tapi, di semester dua, 4A dapat pengganti Jaka, dia adalah Robi (Kepanjangannya lupa.). Anaknya lucu, mukanya baby face. Ada yang namanya Muhammad Fauzan (Ujan.), katanya dia suka ke aku. Hehehe. Yaa, Cuma segitu cerita di kelas empat mah. Aku lupa kali yee?
Lanjut aja ke kelas lima. Nah disini nih mulai rame. Kelas 5A dibimbing oleh Bunda Arifah. Hehehe, guru favorit gitu loo. Gurunya enak dibawa curhat, baik hati, dan tidak sombong lagi. Tapi kalau lagi marah, aku bisa tiba-tiba mematung. Di kelas ini aku mulai bangor (baca: nakal), udah mah kebagian duduk sama si Dian, anak ternakal kedua di kelas. Ckckck. Jadi ikut nakal deh. Terus mulai bikin genk-genk-an, nama genknya ILEGAL kependekan dari Imut, Lucu, Egois, GAuL. Para personil diantaranya Ajeng, Bunga, Finnesya Tiaraswati (Fines.), Anisa Nur Hidayah (Anis.) dan Ressa Nur Agustin (Chacha.) Kalau inget yang kaya gitu pasti pada ngomong “Ih, geuleuh. Dulu teh ngapain coba bikin genk kaya gitu? Ga ada kerjaan banget.”.
Pernah suatu saat, Ilegal musuhan. Padahal cuma hal kecil yang diubah menjadi sebesar gajah oleh Fines dan Chaca. Jadi musuhan deh. Aku, Bunga, dan Ajeng tetap bertiga, dan yang lain membuat genk baru. Aku lupa nama genk-nya. Pokoknya genk itu beranggotakan Fines, Chaca, Anis, Dhea Dwi Utami (Dhea.), dan Cut Ansi Faradhiba Hayati (Ansi.). Mau berantem? Oke. No problem buat aku. Orang anak sekelas pada dukung saya kok :D. Tapi akhirnya kita baikan lagi kok.
Di tahun pelajaran ini, kelas 5A kedatangan dua murid baru, yaitu Dhesta Ervidhi Dwi Putri (Dhesta.) dan Tia Danila (Tia.). Kasian nasib si Dhesta pindahan dari Bali (Sebenernya asli Sukabumi.), katanya dari TK dia selalu diolok-olok atau dijahili sama anak sekelas. Emang benar, dia selalu menjadi buah bibir di kelas. Sidi pernah menyukai si Dhesta itu, tapi rasa sukanya hilang gara-gara dia tahu sikap buruknya Dhesta. Dan akhirnya, Sidi jadi selalu menjahili Dhesta, dari mulai dicubit, disuruh-suruh, dijenggut, pokoknya banyaklah. Emang si Sidi tuh anak paling jahil se-Nusantara. Tia Danila. Aku udah kenal duluan sama dia, soalnya dia tetangga aku. Si Tia, terkenal dengan pelitnya. Ya ampuuun, tu anak pelitnya kebangetan, sampe-sampe minjem aja ga boleh. Ckckck. Dasar Tsunade! (Ada yang tau artinya? Hahaha.).
Di kelas lima ini, yang jadi ketua kelas adalah Fines. Galak boo! Hehehe. Katanya dia suka sama si Ujan, terus katanya juga si Ujan suka sama Fines (Pas si Ujan udah ga suka sama aku). Hebat. Kebetulan mereka duduknya sebangku. Tapi, mereka saling malu-malu meong gitu. Hehehe. Sayangnya, di semester dua si Ujan pindah.
Lagi jaman jodoh-jodohan nih. Gekgek! Couple yang paling rame tuh, pasangan antara Bunga dan Muhammad Radifa Aditya Arifin (Adit.). Ga pacaran sih, mereka dijodohin karena merekalah yang paling cantik dan cakep dikelas. Gimana mau pacaran, orang si Adit ogah banget deket sama perempuan. Aku dijodohoin sama Fauzi Eka Ramadhan (Eka.). Ajeng dijodohin sama Fauzi Muhammad Ramadhan (Uji). Chacha sama Geosha Asyahadan (Ocha.), sama kecilnya. Hehehe. Riza sama Ibnu Agung Permana (Agung.). Fines sama Cecep Iskandar (Cecep.). Putri Galura Asih (Putri.) sama Sabiq Rahmatullah (Sabiq.), ini mah si Putri nya suka (Sampai sekarang juga masih suka!). Pas itu lagi musim sama SMS yang pake ‘REG’ , dicobain lagi sama mereka. Hahaha. Ada yang hasilnya 34 %, 5 %,75 %, parahnya ada yang sampai 100 % ! Hebaaat. Ada yang namanya Rizky Fadilah (Rizky.). Dia adalah fans berat dari Bunga. Saking sukanya, dia memberikan sebuah boneka beruang berwarna merah muda (dapet dari Game Master.), sampai saat ini boneka itu masih duduk manis di tempat tidur kesayangannya Bunga. Sudah ditembak puluhan kali, tetap saja Bunga menggeleng kepalanya. Kan udah ada Adit. Hoho. Bukan, dia belum mau pacaran. Anak solehah ternyata.
Kelas lima ini, kalau dalam bahasa Sunda, udah pada beger. Contohnya, Ansi. Dia suka sama Muhammad Ramdhan Rubyansyah (Ruby.), dia tuh kalau udah suka sama cowok, pasti si cowok ga boleh deket sama cewek lain. Nyebelin kan? Padahal kan belum jadi pacar. Suatu hari, Ruby nanya soal matematika sama Tia, Ansi ngelihat kejadian itu. Langsung deh, dia marah dan sebel sama si Tia. Rencananya, Ansi ingin mengungkapkan perasaannya pada Ruby nanti pada saat di Salabintana, dalam rangka main. Ehehe. Dia sudah menyusun rencana, dia berharap semuanya sukses. Dan pada saat itu, dia harus berusaha agar Tia dan Ruby tidak berdekatan. Habis Tia dan Ruby susah untuk dipisahkan. Tapi sayangnya pas di hari H, semua rencananya gagal total. Karena, sang Ibunda ngintilin anaknya ikut ke Salabintana. Ansi pun kesal, mengapa ibunya harus ikut? Karena, sang Ibunda tidak memperbolehkan anak semata wayangnya itu dekat-dekat dengan laki-laki. Hahaha. Sabar ya, Sii.
Cerita si Dian nih. Dia suka sama yang namanya Kansa, adik kelas. Kansa. Gadis berkulit putih, rambut keriting terurai panjang, dan kaki berbulu. Wkwkwkwkwkwk. Kalau ga salah mereka sempat ada hubungan tapi tidak bertahan lama. Dan Dian pun mengincar adik kelas lain. Kansa lepas dari Dian, Sidi pun mendekatkan diri kepada gadis aneh itu. Hehehe.
Saya pun ikut dalam cerita beger ini. Hahaha. Jadi begini, ada perlombaan di salah satu SMA di Sukabumi. Yang akan dillombakan yaitu, lomba futsal dan voli. Aku masuk dalam tim voli bersama Anis, Fines dan Dhea si tomboy tulen. Aku menitipkan botol minumku di Dhea. Pada saat akan berangkat ke tempat tujuan, aku tiba-tiba haus. Aku pun mengambil botol minumku. Airnya tinggal setengah lagi. Akupun bertanya pada Dhea, siapa yang meminum airku itu. Ternyata yang meminumnya adalah Brian, anak futsal dari kelas enam. Aku langsung nyamperin tu anak. Eh, pas didatengin dia malah nyengeh. Aku ga mau tau, pokoknya gimana caranya air minumku bisa kembali seperti semula. Keras kepala banget aku waktu itu. Mulai dari saat it, aku mulai dekat dengan Brian. Dan tak lama aku pun menyukai anak itu. Anaknya lucu juga, sipit tapi. Rambutnya juga kaya durian, nyuncung gitu. Hahaha. Pagi hari saat piket, aku kebagian tugas untuk mengambil air minum . Aku pun pergi ke dapur penjaga sekolah dekat mushola bersama Ajeng dan Bunga. Sehabis mengambil air minum, aku bertemu dengan Brian dan kawan-kawan. Dia merangkul dan mengedipkan matanya padaku. Huueeeeeeek. Ada rasa senang dan geuleuh! Senangya, aku bisa dirangkul olehnya. Gueleuhnya, mengapa dia harus mengedipkan matanya ???? Aku siram pake air panas, baru tau rasaa looo !!! Huuueek. Dasar! Tapi meskipun begitu, aku menyukainya (Aku pun memberanikan diri untuk menyeritakan perasaanku pada Dhea. Dan gosip itupun tersebar, tidak!. Danger, danger!. Huaaaaaaaaaah dasar biang gosip lo!. Parahnya sampai Brian dan kakak kelas yang lain tau (Untung sepupu aku ga tau.), wong edaaan. Oh iya, di kelas lima ini juga, aku menjuarai peringkat 3 LKBB. Semacam baris-berbaris gitu. Hehehe, bangga. Ada banyak cerita lain yang tidak bisa kuceritakan. Hahaha.
Kelas enam! Tahunnya menjadi sok berkuasa dan paling tua disini. Huahhahahaha (Ketawa licik.). Aku menjabat jadi ketua kelas lagi, dan wakilnya Adit. Wakil ga becus dia. Ga ada kerjanya. Ga ada si Jaka sih. Kalau wakilnya Sidi, ancurin aja sekalian kelasnya!. Pak Mamat Rahmat yang menjadi wali kelas 6A. Lupa ung, kenangan kelas enam teh. Hmm. Aku ingat! Kan aku ngejabat jadi ketua kelas lagi. Udah tugas aku dong buat negur anak yang nakal?. Jadi gini ceritanya. Kelas sedang sangat ribut. Aku mengetuk papan tulis dengan menggunakan penghapus bor, ada sebagian anak yang langsung terdiam, ada juga yang malah ngeyel. Al-Azhim Trenggono (Aal), namanya. Si gendut, anak baru di kelas. Aku ngemarahin dia, karena tangannya itu tak bisa diam, selalu saja memukul meja dengan suara keras. Bagaimana orang tak kesal? Saat dimarahi, wajah dia memerah layaknya tomat, matanya melotot kaya mau keluar, dan tiba-tiba meja itu diangkat olehnya dan dijatuhkan kembali. GUBBRRAKK!!! Akupun terkejut, suasana kelas jadi hening. Dia menghampiri aku dengan perlahan. Aku pun mundur mendekati lemari. Saat sepatuku menyentuh pintu lemari, dia teriak dan hampir ingin memukulku. Tidaaakk! Aku diterkam oleh beruang kutub!!! Aku langsung jongkok, saking takutnya aku langsung kabur ke toilet dengan mata berkaca-kaca. Sesampainya di toilet, aku menangis dengan sekencang-kencangnya. Tak lama, beberapa temanku datang. Diantaranya Anis, Dhea, Tia, Melva Rizki (Melva.), Sidi, Eka, dan Dian. Mereka bertanya padaku, kenapa aku kabur dan menangis. Dan apa jawaban bodohku? “Takut. Si Aal kaya gorilla!!!.” . Temanku yang ada disitu langsung tertawa terbahak-bahak. Memang benar kan? Udah gede, menyeramkan lagi!. Aku disuruh baikan sama Dian. Ahh, ga mau! Orang dia yang salah, kenapa harus aku yang minta maaf? Tapi ujungnya aku ngalah deh sama dia. Huh dasar! Semenjak itu, anak-anak sekelas jadi pada takut sama satu anak itu. Tapi tetap saja, anak cowok jahil sama dia. Ckckckck.
Suatu hari di pelajaran KTK. Murid 6A diberi tugas kelompok oleh salah satu guru KTK, tugasnya yaitu, membentuk kelompok yang beranggotakan 8-10 orang, untuk mempraktekan Tari Piring dari propinsi Sumatera Barat. Di pertemuan kedua, kami yang sudah memiliki kelompok dan gerakan tari, dipersilahkan untuk latihan di lapangan sekolah. Aku sekelompok dengan Anis, Fines, Chaca, Tia, Rizki, Sidi, Dian, Robi, dan Eka. Kerena anak cowok ga bisa diatur dan banyak maunya, terjadilah pertengkaran diantara kami. Mereka (Rizki, Sidi, Dian, Robi, Eka) membanting piring plastik sampai hancur berkeping-keping. Suara bantingan itu terdengar oleh Pak Guru. Aku dan yang lainnya mengadu kepadanya. Dan itu membuatnya marah. Kami semua dikumpulkan di kelas, para oknum (halah!) dipanggil ke depan kelas. Ternyata yang membanting piring tidak hanya dari kelompok aku saja, kelompok lainnya pun begitu. Mereka di nasehati, lalu guru itu mengambil buku paket IPS milik Pak Mamat, dan terjadilah tregadi yang menegangkan. Apakah kamu tau? Kalau tau, jago. Hehehe. Aku dan yang lainnya hanya memerhatikan, tapi ada yang sampai menangis. Fines aja sampai bengek. Haaaa, udah ah jangan di bahas. Hiksu.
Apalagi ya? Haha lupa. O ya, di semester dua Tia pindah ke Surabaya. Jaaah ga ada temen maen di rumah. Huhu. Terus apa lagi ya? Haha. Langsung aja ke pas mau lulus ya? Haha. Sebelum keluar sekolah, pasti ada ujian dulu dong? Entah itu ujian praktek dan ujian teori. Di ujian teori aku deg-deg’an, hehe. Murid dari kelas tetangga malah ada yang sampai nangis, gara-gara disuruh cerita apaa gitu. Untung aku ga disuruh cerita. Ekekekek. Tiga hari sebelum pembagian surat kelulusan, anak cowok harus menyelesaikan kerajinan mereka yaitu, kolase atau apalaah, hehe. Kami, anak cewek membantu pekerjaan mereka, agar lebih cepat selesai. Tak lupa, anak cewek foto-foto di ‘pewe’. ‘pewe’ itu adalah ruangan kecil yang tidak terpakai, tempat murid-murid 6A nongkrong, dan ruangan itu terletak di sebelah kelas kami. Huahahaha. Jangan lupakan ‘pewe’ kawaan. Lalu, sehari sebelum pembagian surat. Semua anak yang ada di kelas ga ada yang akur. Termasuk aku. Aku bertengkar sama Anis. Dia berniat untuk mengatakan ke Brian, bahwa aku menyukainya. Terkadang dia memang nekad, atau benar-benar mengatakannya kepada target. Bagaimana tidak kesal? Aku marah dan aku nangis (Aku cengeng waktu itu), ga sengaja wali kelas melihat kejadian itu. Waaaaaaaaaaaa, malu!
Hari Sabtu tanggal 21 Juni 2008 (Masih hafal!), pembagian surat kelulusan. Sebelum dibagikan, anak sekelas semuanya menangis, mau cewek atau cowok, semuanya berurai air mata. Adit katanya mau pindah ke Riau (padahal mah ga jadi), ikut ayahnya. Semua pada nimbrung di bangkunya Adit. Dia yang tadinya hanya memperhatikan teman-temannya, tiba-tiba setetes air mata mulai membahasi pipinya yang imut itu. Semuanya saling memeluk. Huhuhu sedih deh, kaya tragedi aja. Tiba-tiba ada pengumuman, bahwa seluruh murid kelas enam harus berkumpul di lapangan untuk dibagikan surat kelulusan. Dag dig dug bum jer !! Semua anak kelas enam dikumpulkan di lapangan, berbaris menurut kelas masing-masing. Surat dipegang oleh wali kelas masing-masing. Lalu, nama murid dipanggil satu persatu menurut absen. Namaku ada di nomor 33 kalau ga salah, soalnya aku pindahan. Jadi ada di belakang. Saat semua murid sudah dapat surat, kami semua membukanya secara perlahan. Dalam surat itu ada sehelai kertas, kertas itu pun dibuka. Dan aku menemukan satu kata yaitu, LULUS!!!!!! Aku pun berteriak dan loncat kegirangan. Semua temanku juga lulus semua. Alhamdulillah. Sujud syukur deh aku. Perjuanganku tidak sia-sia. Horee! Sorak sorai seluruh murid kelas enam. Hiks.
25 Juni 2008. Hari perpisahan. Huaaa, sedih deh disini. Moment terpenting yang ga boleh dilupakan. Nyanyi pileuleuyan, sedih ihh. Hiks. Pas mau di foto bareng, Ajeng belom datang alias ‘ngaret’, terpaksa deh foto bareng tanpa Ajeng. Tapi, di penghujung acara, kelas 6A pasang aksi. Dengan menampilkan kabaret karya sendiri yaitu, Ujang jeung Eneng ‘Romeo and Juliett’ versi Sunda. Ekekekek. Kabaret kita itu dapat acungan jempol dan komentar yang menarik. Hahahai, sukses euy! Disitu, aku membantu menjadi pengisi suara. Ga bakal aku lupain deh. Mungkin sesudah itu kita ga akan ketemu lagi, bisa sih ketemu. Tapi ga akan setiap hari, seminggu sekali, sebulan sekali, malah setahun sekali mungkin. Huaaaa sedih. Meninggalkan kawan seperjuangan. Tapi, pertemanan bahkan persahabatan yang telah dijalin selama 6 tahun tak akan berakhir sampai disini huahahahahahaha. Walaupun nanti mereka, mau pun aku mempunyai teman baru, tapi tetaplah ingat, bahwa kita pernah berteman dan pertemanan kita ga akan kandas dan lepas gara-gara perbedaan sekolah. Karena teman adalah segalanya. Salam hangat buat kelas A (paling bangor dan paling pinter). Buat anak-anak 6A yang utuh sampai perpisahan:
1. Annisa Nisfi Ramdhani
2. Anissa Nur Hidayah
3. Ade Andita Rahayu
4. Angga Gustiawan
5. Angga Nugraha
6. Ajeng Dinar Yumita
7. Al-Azhim Trenggono
8. Batasya Muhamadah
9. Bunga Dayanti Kurnia
10. Cecep Iskandar
11. Cut Ansi Faradhiba Hayati
12. Dhea Dwi Utami
13. Dhesta Ervidhi Dwi Putri
14. Dian Hardiansyah
15. Evita Nurul Rusadi
16. Faizatul Aliyah
17. Fauzi Eka Rahmatullah
18. Fauzi Muhammad Ramadhan
19. Finnesya Tiaraswati
20. Ficky (kepanjangannya lupa.)
21. Geosha Asyahadan
22. Hadi Lazuardi
23. Ibnu Agung Permana
24. Irma Rahmalia
25. Junika (kepanjangannya lupa.)
26. Melva Rizky
27. Muhammad Radifa Aditya Arifin
28. Muhammad Ruby Rubiansyah
29. Putri Galura Asih
30. Ressa Nur Agustin
31. Rinto (kepanjangannya lupa.)
32. Riza Seprilian Rahmahita
33. Rizki Fadilah
34. Robi
35. Sabiq Rahmatullah
36. Sidi Ananta Nugraha

Buat yang pindah juga :
1. Mirza (kepanjangannya lupa.)
2. Riesky Alita Mutiara (kemana kamu sekarang, nak?)
3. Jaka Sena Setiasa
4. Ika (kepanjangannya lupa.)
5. Muhammad Fauzan
6. Tia Danila
7. Fikri Kulit dan Yang lainnya lupa. Hehehe

Kissu,
Alya Syifa Onesz Fadilla.

NB: Yang ga kesebut jangan protes. Karena saya lupa. Maklumilah..