Demi petir menyambar bersama kilatnya
sekelebat cahaya dengan gemuruh menyentak
seraya jantung tergemap dan nadi tak pula gagap
gentar, gemetar
Frekuensi guncangan meningkat dalam sesaat
persendian tak lagi terasa melekat
pandangan seketika hitam pekat
Guntur menikam tepat di dada
sakit namun tak berluka
bukan dewa dengan sumpah
melainkan pengelana dengan mantera
Salahmu memesonaku
terpatung, aku membatu
bilamana sempat sembunyi
tunggang langgang aku berlari
Terlambat, aku terperangkap
nyatanya jadi terpana
matanya mengunci nurani
bebaskan rasa dari jeruji
Terpikat aku, menggunung ragu
petir tak pernah semanis itu
bahkan Gundala akan cepat berlalu
Mantera pengelana ampuh
kini aku yang bergemuruh