D i sebuah sekolah, tepatnya di suatu kelas yang sangat ribut, 3 sekawan sedang membicarakan sesuatu. Tak lama kemudian, sang guru masuk dengan membawa seorang anak baru yang mencurigakan.
Echa : “ Heh.. Heh.. Katanya ada anak baru loo.”
Aulia : “Ha? O ya?.” (Dengan muka menyebalkan.)
Cikita : “Ehmmm……” (Berpikir tiada henti.)
Aulia : (Menepuk tangan.) “Duh, banyak nyamuk !.”
Ms. Call : Assalammu’alaikum. Barudak, gini.. Hari ini Ibu bawa anak baru.. Namina teh.. (Bicara ke anak baru.) Ah, sok we perkenalkeun diri ku sendiri. Mangga..
Sisi : (Memperkanalkan sambil nge-rap.)
Saat memperkenalkan diri, sang guru memberhentikannya hanya untuk menenerima telepon.
Ms. Call : “Stop! Tahan sebentar ya… Halo,ooh mangga.. Apel-apel.. Sawot tho.. (Selesai nelepon.) SBY !.”
3 Sekawan : “Maksudnya Miss?.”
Ms. Call : “Ya itu lho.. SBY! Lanjutkan.. Kenalin dirinya.”
Sisi : Yo..Yo.. Beres Bu..”
Ms. Call : “Eh, panggil saya Miss.”
3 Sekawan : “Kaya siapa ya? Kaya *tiiittt*.”
Ms. Call : “Ooo.. Sudah-sudah , duduk sana.”
Sisi : “Sorry, gue duduk dimana ya? (Kaya orang keselek.)
Ms. Call : (Nunjuk Cikita yang lagi mangap.) “Tu.. Di sebelah anak yang nuju mangap.”
Cikita ngeliatin bangku yang mau di dudukin Sisi dengan tatapan aneh!! Sisi jalan dan duduk di sebelah Cikita sambil memandang sinis!!
Ms. Call : “Ok. Oya untuk anak teranyar, nami abdi Callibrie Sobhani, dipanggilna Miss Call. Ngartos?? Facebook!.”
Echa : “Maksudnya Miss?.” (So imut.)
Ms. Call : “Itu .. Face itu muka. Book itu buku. Jadi, muka bukuna halaman…”
Bel pulang berbunyi..
Ms. Call : “Kok bel? Yowess, ora opo-opo. Pulang sana..” (Sambil menyerahkan tangan)
Di taman sekolah 3 sekawan menemui Sisi dan ingin berkenalan.
Echa : “Hello anak baru.. Kenalin ya, nama aku Echa Dwi Sumprit..” (Mengedipkan mata berulang kali.)
Aulia : “Aulia.” (Dengan muka dingin.)
Cikita : “Nama aku Ciiikiiitaaa Wiilly Guutaawaa. Hehehehe.” (Muka aneh.)
Sisi : “Mau kenalan? Iuhh. Sorry ya. Kalian ga selevel sama gue. Ok!.”
3 sekawan jadi ilfil dengan pandangan sinis. Lalu, ada seseorang yang melewat. Sisi ngeliatin.
Sisi : (Terpesona. Tangan di dada dan langsung meninggalkan 3 sekawan.)
Echa : “Kita ! Dikacangin ! Sama anak baru ! Yang bener aja…”
Aulia : “Aku sih gak peduli. Udah biasa. Pulang yuk?.” (Menarik tangan Echa.)
Cikita : (Diam beberapa saat. Celingak-celinguk.) “Pulang..”
Sementara itu, Sisi masih mengejar cowok itu.
Sisi : “Hey, cowok! Sst..Sst..”
Awan : (Sok cakep.) “Manggil gue?.”
Sisi : “Iyalah. Gue manggil elo! Oya, siapa nama lo?.”
Awan : “Nama gw Awan. Elo?. (Sok keren.)
Sisi : “Oh, gue Sisi Joerankali.. Hihihi. Gue duluan ya..”
Keesokan harinya Sisi mendekati 3 sekawan.
Sisi : “Eh, lihat deh, lihat deh.. Handphone gue BB lho.. Bold lagi bukan yang Curve.”
Echa : “So.. What we gonna do? Hah? .”
Aulia : “Jadi pamer maksudnya, hah? BB-nya beli sendiri atau jangan-jangan dapet nyolong lagi?!.” (3 sekawan ketawa.)
Cikita : “Dapet minjem kali.”
Sisi : “Ya nggak lah. BB ini tuh dibeliin bonyok gue. Bonyok gue kan kaya gilla..”
Cikita : “Bonyok? Bonyok tu apa?
Sisi : “Hey.. Lo kampungan banget sih! Ga tau bonyok tu bokap nyokap! Jangan-jangan lo ga tau bokap nyokap tu apa??.” (Sinis sok cantik.)
Aulia : “Eh, kamu jangan kasar dong sama temen aku. Belum tau ya, kalo udah di labrak ama kita-kita. Hah?.” (Emosi sambil mendorong Sisi.)
Cikita : (Diam tanpa kata. Hanya memandang Sisi sinis.)
Echa : “Iya. Sok banget lo disini. Sok kaya, sok cantik. Anak baru kelakuan selangit…..!!!.”
Sisi : “So.. emangnya ga boleh?.”
Pada saat mereka berempat ribut. Miss Call melihat kejadian itu dan dia mengira kalau Aulia membuat ulah.
Ms. Call : “Eh… Udah-udah. Aya naon ieu teh? Aulia!! Pasti ulah kamu deui! Ayo ikut ibu.” (Sambil menjewer Aulia.)
Sisi : “Termasuk gue Miss?.”
Ms. Call : “Nda!! Ya kalian semua ikut ke ruangan saya! Saya hukum kalian.” (Sambil menjewer Aulia.)
Mereka berempat dimarahi.
Ms. Call : “ Aulia. Anjen ini bagaimana tho?! Selalu saja masalah. Penjelasan apalagi yang akan kamu keluarkan?.”
Aulia : “Dia Miss! Si Jurang!.” (Langsung ribut menyalahkan.)
Cikita : (Bernyanyi ‘Karena Dia’.)
Ms. Call : “Haduh. Saya jadi rieut tho! Coba ngemeng hiji-siji!.”
Echa : “Si Jurang, Miss. Dia ngehina kita-kita, katanya kita tuh kampungan. Kita kan sakit hati. Dalemm..” (Dengan gaya Fitri Tropica.)
Sisi : “Jurang-jurang. Muke lu jurang! Panggil gue Sisi yang cantik, imut, pinter.”
Cikta : “Heh, kamu! Kamu tu menghina saya. Saya ga terima. Saya sakit hati. Apakah kamu tidak punya hati?!.”
Semua : (Melongo dengan mulut ternganga.)
Ms. Call : “Udah kalian semua keluar!!!!.”
Diluar ruangan, mereka berempat saling menyalahkan. Didalam kelas 3 sekawan benar-benar marah pada Sisi. Lalu, mereka menyusun rencana.
Aulia : “Gimana, kalian setuju?.”
Echa : “Pastinya. Kita setuju banget…”
Saat istirahat, 3 sekawan menghampiri Sisi yang sedang asyik mengotak-atik handphone-nya.
Cikita : “Sisi, soal yang tadi aku minta maaf ya..”
Aulia : “Ya, aku juga. Mending kita baikan.”
Echa : “Ya, termasuk aku juga ya..”
3 sekawan : (Dalam hati : Kena lo..)
Sisi : “Ya, boleh lah.. gue maafin kalian. Gue duluan oke.”
Echa : “Sekarang giliran Awan, si cowok narsis itu.”
Di taman sekolah, mereka bertemu dengan Awan.
Echa : “Wan, sini deh..”
Awan : “Ada apa sih manggil-manggil gue?.”
Aulia : “Gak. Cuma mau bilang, kan setahun ini kan hp yang paling keren kan handphone kamu. Sekarang bukan kamu lagi, Sekarang handphone Sisi, BB Bold lho..”
Awan : “You say what?? Gak mungkin. Ini ga boleh kejadian tau gak.. Kudu disamperin tu anak!.” (Pergi mencari Sisi.)
Cikita : “Rencana kita berhasil.”
Aul-Cha : “Banget.”
Awan menghampiri Sisi ynag lagi jalan smbil memerhatikan kuku.
Awan : “Eh, lo Sisi kan?.”
Sisi : “Iya. Why?.”
Awan : “Gue denger, handphone lo triple B !! mau jadi cewek sok narsis dan keren disini?? Asal lo tau, sebelum lo sekolah disini, handphone gue yang paling keren. Bukan lo!.”
Sisi : “So.. Jadi gue harus ngalah sama lo?? Sorry, ga mau!!!.”
Awan : “Eh dasar lo ya. Anak baru kecentilan.. Sok kaya banget sih lo! Kayaan juga gue. Bonyok gue punya toko emas. Dua lagi.”
Sisi : “Toko emas? Mas Kamto?? Gue dong, bonyok gue punya tiga toko berlian!.”
Awan : “Istri gue empat! Eh, rumah gw empat!.”
Sisi : “Gw 4.5 !!.”
Sementara Awan dengan Sisi memamerkan kekayaan orang tuanya , 3 sekawan melihatnya dari jauh.
Aulia : “Ayey. Rencana kita berhasil. Hahai.”
Cikita : “Betul banget.”
Echa : “Puas banget kita. Kita gitulo.. Tiga sekawan..”
Aul-Ciki : “Paling cerdas.”
Sisi : “Apa lo?! Hah?? Mentang-mentang nama lo keren. Awan Setiawan Dermawan Jutawan Juragan Bakwan!! Haah??.”
Awan : “Lo yang apa?? Jurang!!.” (Mendorong Sisi hingga anak itu terjatuh tepat dihadapan Miss Call.)
Ms. Call : “Eh, ada opo ini? Awan, kok anjen dorong-dorong Sisi tho? Ayo bangun.”
Sisi : “Awan duluan Miss yang dorong gue.”
Awan : “ Ya tapi dia duluan Miss yang cari gara-gara sama gue!.”
Ms. Call : “Sudah-sudah. Jangan saling menyalahkan. Sekarang Awan, Sisi jelaskan awal dari kejadian.”
Sisi : “Tadi Awan datang terus marah-marah. Gue ga tau kenapa.”
Awan : “Kalo gue, tadi ketemu Aulia, Echa, sama Cikita. Mereka bilang sekarang bukan handphone gue lagi yang palin keren tapi handphone triple B-nya Sisi!!.”
Ms. Call : “Aulia, Echa, dan Cikita… Saya tau penyebabnya. Ikut Miss.”
Aw-Sis : (Mengikuti Miss Call.)
Ms. Call : “Aulia, Echa, Cikita. Tadi kalian ngadu ayam, ehhh maksudnya ngadu domba Awan sama Sisi tho? Ayo ngaku, ini bulan puasa nda boleh bohong!.”
3 Sekawan : “Iya Miss.” (Dengan kepala menunduk, merasa bersalah.)
MS. Call : “Alasannya apa tho, kalian adu domba mereka?.”
Aulia : “Kita sebel sama mereka berdua Miss.”
Echa : “Iya Miss. Dulu Awan yang selalu pamer kekayaan dan narsis. Apalagi sama kita bertiga.”
Cikita : “Apalagi Sisi yang sering nyakitin hati saya, Miss.”
Ms. Call : “Oh, itu masalahnya tho. Yo wess. Gini ya, nak.. Ngadu ayam orang tu dosa.”
Sisi : “Ayam siapa Miss?.”
Ms. Call : “Maksudnya, ngadu domba orang itu perbuatan buruk, itu dosa. Dan pamer kekayaan itu juga sami nda boleh. Gimana kalo ada temen yang dibawah kalian? Gitu tho… Jadi untuk Aulia, Echa, Cikita. Lebih baik maafin Sisi dan Awan. Gitu juga Sisi dan Awan kalian harus berbaikan, ya. Allah saja memaafkan, kenapa kita nda bias, ya tho?.”
Semua : “Gue suka gaya Miss. Ahhahahahaha.”
Happy ending. Semua berbaikan.
No comments:
Post a Comment