Sore sendu dengan awan gelap saling
beradu, langit tak menampakkan birunya.
Kapas putih raksasa kian menyatu,
berusaha untuk luapkan seluruh isinya.
Lalu mereka akhirnya jatuh ke bumi
dengan malu, menyentuh tanah dan beton-beton ibukota.
Rintik-rintik jadi menyerbu. Rerumputan senang, kembali segar.
Koloni semut bersembunyi, mereka pikir sedang diserang.
Basah
jalanan dibatas kaca. Terperangkap dalam pemandangan bulir-bulir
air dibalik jendela.
Mereka berkejaran, berlomba
memenangkan gravitasi, entah mana yang akan jadi juara.
Dan awan berhenti menangis.
Kini hujan tinggal genangan,
merefleksikan langit yang masih kelabu.
Menyisakan romansa dingin menusuk
tulang, menyerang otak hingga membeku.
Lalu semua keraguan datang mengusik,
segalanya menjadi abu-abu.
Sama seperti suasana diluar sana, tidak
hitam dan juga tidak putih.
Tidak berikan jawaban dan semuanya menjadi tabu.
No comments:
Post a Comment