Saturday, June 6, 2015

Berlalu

Siapa kata jarak bukan hambatan?
Padahal dia adalah musuh utama yang membuat hati teriris karena menahan mala rindu yang sangat dahsyat.
Tak jumpa untuk waktu yang lama, saling tukar suara saja sudah bahagia.
Hanya manusia paling tangguh yang sanggup bertahan.
Meskipun berjuang setengah mati, mencoba berjanji untuk menjaga hati.
Tetap saja tidak ada bukti.
Kata yang terucap menjadi dusta
Kepercayaan entah kemana dan setia pun diragukan.
Ada sesosok lain yang mengisi kekosongan.
Lelaki, omong kosong jika tidak main hati.
Rasa itu telah pudar.
Hambar dan begitu pahit bagai secangkir kopi tanpa gula.
Meneguk secangkir kepahitan berisi penuh omongan belaka.
Ditelan habis, sakitnya menuju kerongkongan. Membuat dada sesak tak terhingga.
Terima kasih, pelajaranmu begitu indah.
Seindah rembulan di kelamnya malam dan ditelan bulat oleh kegelapan.
Jangan hidangkan pahit yang lainnya.
Atau tambahkan sedikit gula, agar aku sedikit menyukainya.

No comments: